journalpesantren. Sudah menjadi adat yang membudaya di Pesantren Darul ‘Ulum khususnya dan seluruh pesantren salafi di Indonesia. Bahwa khusus untuk santri baru dan wali santrinya sangat diharapkan sekali untuk tidak melakukan interaksi baik lewat media telpon, video call bahkan pertemuan fisik.
Mengapa harus demikian? Dan apa rahasia pengadaan peraturan tersebut? Silahkan baca dan fahami artikel kami berikut ini!
Mengenalkan Lingkungan Pondok
Pertama kali santri berangkat mondok tentunya belum mengenal pondok secara keseluruhan, bahkan tempat, ruangan dan fasilitas pondok belum mereka ketahui. Apalagi mengenai kebiasaan dan aktifitas yang ada di pondok. Pada 40 hari pertama santri dikenalkan dengan lingkungan pondok dan aktifitas pondok. Bagaimana cara santri beradaptasi dengan lingkungan, bagaimana cara belajar santri, bagaimana adab santri dan lain sebagainya. Santri juga dilatih untuk peka terhadap sosial, yakni teman-teman santri lain. Kalau di rumah anak terbiasa hidup sendiri dan jarang berkomunikasi dangan teman-temanya, kalau di pondok santri harus bisa berkomunikasi dan dan bersosialisasi dengan teman selama 24 jam, santri tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, tetapi harus bisa membantu teman sekitar, bisa membuat nyaman teman-teman lain dan sebagainya. Santri juga harus sabar ngantri, tidak boleh berebut, karena kita semua hidup bersama. Selama 40 hari Bersama tentunya santri bisa mengenal karakter satu sama lain.
Santri Belajar Mandiri
Ketika dirumah tentunya seseorang pasti mengandalkan kedua orang tuanya dalam hal apapun. Sedangkan di pondok santri dilatih untuk mandiri. Santri baru seringkali kehilangan barang-barang, hal ini mungkin saja terjadi, karena ketika dirumah ada orang lain yang merawat dan menjaga barang-barang miliknya, yaitu orang tua, jika di rumah anak meletakan barangnya dimanapun, masih ada seorang Ibu yang akan mengambilnya dan meletakan di tempat semestinya.
Sedangkan di pondok santri harus mampu bertanggung jawab terhadap barang-barang miliknya sendiri, meletakan di tempat semestinya. Pakaian kotor harus langsung dicuci sendiri, tidak menunggu numpuk-numpuk di tempat pakaian kotor sehingga ketika mau mencuci pakaian kadang sudah tercampur dengan pakain santri lain, ketika jemuran pakaian sudah kering harus langsung diangkat dan dilipat, agar tidak terbawa angin atau digeser santri lain yang ingin menggunakan tempat jemuran juga. barang barang harus diberi identitas, seperti baju, bolpoin, buku dan lain sebagainya, ketika barang tidak diberi identitas dan jatuh di suatu tempat, dan ada santri lain yang menemukanya, santri tersebut tidak tau barang itu milik siapa dan bagaimana mengembalikanya. tapi jika ada identitas nama dan kamar santri lain yang melihatnya ketika jatuh bisa mengembalikanya. Selain juga si pemiliklah yang harus menjaga.
Di Pondok Pesantren Darul ‘Ulum terdapat peraturan bagi santri baru dilarang dijenguk atau pulang sebelum 40 hari. Kenapa sih dengan 40 hari pertama?
Kenapa sih harus 40 hari?
Dicaritakan Dalam surat Al-A’raf Ayat 142, setelah Nabi Musa dan kaumnya selamat dari Fir’aun, beliau melakukan riyadloh, yaitu dengan menjauhi kemelut dunia dan bermunajat kepada Allah semata, beliau mengasingkan diri di bukit sinai selama 40 hari dan kemudian mendapatkan janji Allah, yaitu kitab Suci Taurot dan kembali kepada kaumnya Bani Israil. Begitu juga dalam kehidupan pondok, santri agar bisa betah di pondok harus riyadloh melupakan kehidupanya di rumah, tidak memikirkan kondisi apapun yang ada di rumah selama 40 hari, sampai hatinya sudah terbiasa dengan kehidupan pondok. Setelah 40 hari santri baru boleh dijenguk oleh orang tua, karena telah selesai melakukan riyadloh seperti Nabi Musa. tentunya seteah 40 hari ini diharapkan santri juga dapat melakukan riyadloh-riyadloh lainya dan mampu menghadapi ujian dan tantangan lainya di pondok.
Ternyata wali santri juga harus riyadloh
Perlu diingat kembali bagi wali santri yang ingin memiliki anak yang sholih dan betah mondok untuk melampiaskan rasa rindu dan cintanya terhadap anak dengan cara berdoa, sabar dan ikhlash.
Jangan sampai salah pelampiasan. Jangan malah keseringan menjenguk, menelpon bahkan minta dikirimkan video anaknya yang sedang beraktivitas di pondok.(PPDU /JP).