Jakarta, journalpesantren.com | ulama NU terdahulu sengaja membuat forum Lilatul Ijtima’ yang artinya pertemuan pada malam hari. Alasannya, malam merupakan waktu yang istimewa, terutama dalam menjalankan kegiatan-kegiatan spiritualitas.
MCW Pulogadung pada Lailatul ijtima berlangsung khidmat di kediaman Gus Syaifuddin di Pulomas Jakarta Timur.Selasa (11/7).
Selain sebagai ajang silaturrahmi guna membumikan tradisi positif ala Jam’iyah Ahlussunnah Wal Jama’ah kegitan ini sebagai saran koordinasi dan konsolidasi pengurus dan anggota dalam melaksanakan program program organisasi dan mencari solusi masalah masalah ubudiyah dan keumatan. “Melestarikan tradisi serta meneguhkan eksistensi jama’ah dan jam’iyyah Nahdlatul Ulama” Sebagai tema yang diangkat dalam Lailatul Ijtima malam ini.
Turut hadir KH. Dedi Supriyadi,M.Pd. selaku Rois Syuriah,KH.Khayatul Maki, M.Pd.selaku Katib. Ustadz.Nanang Kosim.MN, S.Ap selaku Tanfidziah dan Saiful Bahri, S.Pd.I selaku Sekretaris dan jajaran pengurus Ranting serta Sekretaris PCNU Jakarta Timur Syarif Cakhyono, S.Pd.I
Gus Syaifuddin menyampaikan pesan “semoga kita semua bisa istiqamah melestarikan salah satu tradisi jamiyyah perkumpulan Nahdlatul Ulama dalam bentuk Lailatul Ijtima ini ,” tambahnya.
Lailatul Ijtima’ juga merupakan bentuk mensyiarkan NU ke masyarakat. Hal itu agar keberadaan NU semakin dirasakan di tengah-tengah masyarakat.Keberadaan NU benar-benar hadir di masyarakat. Sehingga, NU bukan hanya dipandang sebagai suatu organisasi. Akan tetapi menjadi way of life kita bersama. (Kelana Peterson).