journalpesantren.com Pikiran sederhana. Sejak dulu, pikiran sederhana menjadi ciri khas orang Jawa. Termasuk Presiden Jokowi dalam kesehariannya. Selain berpakaian yang sederhana, pikirannya juga tidak melulu urusan ribet. Ketika menjadi pengusahaan, dirinya fokus mengembangkan bisnis. Belajar dan terus belajar, semua bisa dilakukan dengan belajar. Perbaikan diri menjadi ciri utama kepemimpinan bisnis Jokowi.
Ketika bisnisnya maju dan berkembang. Jokowi didorong maju sebagai walikota Solo. Tak terlalu memikirkan dan fokus saja konsep melayani masyarakat. Jokowi justru disukai pemilih dan berhasil jadi pemenang Pilkada. Naik menjadi pemimpin, pikiran Jokowi masih sederhana. Bagaimana melayani dan mengurus rakyat kecil. Berita fenomenal itu berkembang luas. Terlihat simple, tapi mengena dan disukai masyarakat luas.
Ketika pemimpin sibuk menggunakan cara kekerasan mengusir pedagang kaki lima. Justru Jokowi mengundang mereka berkunjung ke kantornya. Mengajak makan bareng dan berdialog santai. Tidak hanya sekali, melainkan berkali-kali. Sampai mungkin para pedagang puas dan heran dengan sikapnya. Pendekatan ini terlalu manusiawi. Tapi mau bagaimana lagi, inilah buah dari pikiran sederhana Jokowi. Mengedepankan dialog dibandingkan penggunaan kekerasan dalam kekuasaannya.
Akhirnya, pelan tapi pasti pedagang kaki lima mau dipindahkan ke lokasi yang baru. Semua senang, semua untung dan semua bahagia. Pendekatan kemanusiaan ini terbukti ampuh membawa nama Jokowi semakin dikenal masyarakat. Tawaran menggiurkan mulai datang. Menjadi calon Gubernur DKI Jakarta. Membawa gagasan segar pendekatan kemanusiaannya ke Ibukota negara. Ditawarin seperti itu, Jokowi terlihat santai dan tidak mau “mumet”. Jika takdirnya, ya pasti dia jadi Gubernur Jakarta kok.
Dalam pesta demokrasi di Jakarta. Jokowi kembali terlihat berfikir sederhana. Alih-alih bagi-bagi uang, kampanye hitam, menyebar fitnah kepada lawan politik dan lainnya. Jokowi sibuk menyapa rakyat kecil. Masuk ke gorong-gorong. Kampanye blusukan dipilih sebagai cara mendekat ke rakyat. Panen kritik berdatangan, tapi Jokowi menanggapi santai. Seolah itu dianggap sebagai “vitamin”, “penyedap” dan “bumbu-bumbu” berdemokrasi. Ketika pemilihan, model kampanye blusukan mengantarnya jadi pemimpin di Jakarta.
Kini, waktu terus bergulir. Takdir membawa Jokowi memimpin Indonesia. Negeri besar dengan berjuta potensi alam dan manusia. Tahun ini, event G20 datang dan Indonesia jadi tuan rumah. Di tengah kondisi dunia yang sedang kurang baik akibat paska pandemi Covid-19. Ditambah kondisi yang hangat di dalam negeri menjelang Pilpres 2024. Jokowi tetap memimpin dengan pikiran dan gaya sederhana. Tanpa mumet, tanpa ribet-ribet dan selalu optimis dengan pilihan yang dijalaninya.
Di sela kegiatan G20, kita kembali dibuat “heran” dengan pikiran sederhana Jokowi. Ditanya akan sibuk apa jika selesai masa jabatannya. Jokowi menjawab santai, “Kembali ke Solo dan mengabdi di lingkungan hidup” Sebuah pemikiran sederhana tapi besar maknanya. Sejauh-jauh Jokowi jadi pemimpin negara di Jakarta. Beliau tak melupakan kota kelahiran yang membesarkan namanya. Ketika kebanyakan orang memilih jadi “orang Jakarta” karena citra dan gengsi. Jokowi tetap memilih jadi orang biasa di kota kecil Solo.
Makna kembali ke Solo menandakan bagaimana citra positif seorang pemimpin negara. Tak sekalipun melupakan identitasnya sebagai orang kampung. Kata kampung seringkali dimaknai kurang baik karena ketertinggalannya. Tapi Jokowi tak malu disebut orang kampung. Ketika tak lagi jadi pemimpin negara. Beliau siap kembali ke kampung halamannya. Mengabdikan diri memajukan daerahnya. Tak ada keraguan, inilah sosok pemimpin yang sebenarnya. Sosok yang siap kembali ke desa, setelah selesai mengabdi ke negara.
Selain itu, Jokowi mau mengabdi kepada lingkungan hidup. Ini makna yang luar biasa. Bagaimanapun pandemi mempengaruhi kehidupan manusia dengan lingkungannya. Setelah pandemi usai, lingkungan menjadi bersih. Kebijakan Jokowi ketika pandemi terkait mobilitas penduduk berdampak luas kepada semakin bersihnya udara Indonesia. Setelah tak menjabat, sepertinya beliau akan kembali di Solo.Serta menjadi Guru bangsa ,Guru Negara negara Seluruh Dunia Bisa juga Bapak Jokowi Menjadi Sekjen PBB, kembali ke Solo Jokowi akan fokus mengembangkan diri sebagai petani salah satunya . Sambil tetap menjalankan bisnis kayu nya. Terbuka kemungkinan pula, Jokowi menjadi aktivis lingkungan hidup. Sibuk menanam pohon.dan lain lain Penulis: Inggar Saputra