journalpesantren.com Konferensi Wilayah (Konferwil) Nahdlatul Ulama Ke-11 NU Lampung usai digelar. Dalam forum permusyawaratan tertinggi NU Lampung ini, KH Shadiqul Amin dan Dr H Puji Raharjo terpilih menjadi Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Lampung periode 2023-2028.
Pada Konferensi yang digelar selama dua hari mulai 29-30 Juli 2023 di Universitas Ma’arif Lampung (Umala), KH Shadiqul Amin terpilih setelah musyawarah Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) yang terdiri dari 7 kiai. Mereka adalah KH Shadiqul Amin, KH Nurdaim, KH Ma’shum Abror, KH Syukri Ghazali, KH M Thoha, KH Ahmad Fadholi, Kiai Makshum Jauhari.
Sementara Dr H Puji Raharjo terpilih secara musyawarah mufakat pada Konferensi yang diikuti oleh peserta dari PCNU dan MWCNU Se-Provinsi Lampung pada Sabtu (29/7/2023).
Dr H Puji Raharjo menyatakan siap untuk menjalankan tugas dengan sungguh-dan bertanggung jawab sesuai yang diatur. “Akan menjalankan keputusan konferensi XI 2023 dengan sungguh-sungguh dan bertanggungjawab,” Ungkap Dr Puji Raharjo.
Ia menyadari bahwa amanah ini harus dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya terutama kepada Allah swt. Namun ia optimis akan bisa dilakukan dengan baik dengan kolaborasi dan bergandengan tangan. Lima tahun ke depan semua pengurus harus menyelenggarakan program dan misi besar yang menjadi tagline Konferwil yakni Kemandirian untuk Membangun Peradaban.
Sekilas Tentang KH Shadiqul Amin ,Melihat sosok kiai kelahiran Semarang, Jawa Tengah, 28 Juni 1962 ini terpancar aura kelembutan dan kesabaran. Di balik itu semua, ilmu mendalam dan pengalaman perjuangan di Nahdlatul Ulama tak bisa diragukan lagi. Itulah sosok KH Shadiqul Amin, ulama alim yang saat ini mengasuh sebuah pesantren yang ia dirikan di Jalan Simpang 5, Pesanggrahan, Kampung Purwajaya, Kecamatan Banjar Margo, Tulang Bawang, Lampung.
Kiai Shadiqul Amin merupakan Alumni Pesantren Darussalam Blokagung, Banyuwangi dan Pesantren Darul Abror, Sukorejo, Banyuwangi, Jawa Timur. Ia nyantri di dua pesantren besar di Jawa Timur itu mulai dari tahun 1978-1989. Di Pulau Jawa, ia juga lama berkhidmah menjadi Pengurus MABIN (Majelis Pembina Madrasah Diniyah) Se-Banyuwangi Jatim (1983 – 1989). Setelah itu ia tinggal di Sai Bumi Ruwa Jurai Lampung dan merintis sebuah pesantren yang diberi nama Darul Ishlah yang saat ini telah memiliki lebih kurang 850 santri Putra Putri. ( Berbagai Sumber ) Journal Pesantren.