journalpesantren.com .Menteri BUMN Erick Thohir memperkenalkan kolaborasi antara perusahaan milik negara dengan Nahdlatul Ulama yang bertujuan untuk membangun ekonomi dalam kerangka ukhuwah bangsa.
“Kita harus menanyakan kepada diri sendiri apa kontribusi untuk bangsa kita? Kita harus bangkitkan ekonomi dan pendidikan. Jangan sampai menjadi kelas dua,” ujar Erick Ketika bersilaturahim dengan ribuan Muslimat NU Se-Kota Palembang di Ponpes Muqimus Sunnah, Minggu (19/2022
“Dengan pertumbuhan ekonomi yang luar biasa yakni 5 persen setiap tahunnya, jangan sampai kita hanya menjadi penonton,” katanya melanjutkan.
Erick mengatakan, sudah terlalu lama bangsa Indonesia dipecah belah. Sumber Daya Alam Indonesia sudah lama diambil oleh bangsa asing.
“Pasar kita pun sudah lama menjadi sumber pertumbuhan ekonomi bangsa lain. Akhirnya kita selalu terjebak pada kesenjangan ekonomi,” ujarnya.
Salah upaya memajukan ekonomi bangsa dilakukan Kementerian BUMN dengan menggandeng PBNU untuk bekerja sama dengan membentuk BUMNU.
“Kami sudah menandatangani 250 kerja sama agar NU mempunyai mesin ekonomi. Nanti akan dibangun pilot project-nya agar bisa ditiru di daerah-daerah sehingga ekonomi warga NU bisa mandiri,” ujar Erick.
Program tersebut dimulai dari pendirian 250 badan usaha. Erick tentu berharap BUMNU yang dimentori oleh BUMN dapat menjadi faktor pendorong perekonomian umat berbasis pesantren, melalui pemberdayaan ekonomi di pesantren-pesantren besar di tanah air.
Ada pula Program Santripreneur dan Santri Magang di BUMN, yang diharapkan dapat memberdayakan para santri dalam pengembangan ekosistem bisnis dan ekonomi syariah melalui perspektif ilmu fiqih yang dikuasai.
Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) itu juga menambahkan BUMN tengah mendorong ekonomi kerakyatan dan keumatan.
“Pada periode ini juga BUMN telah berhasil menggabungkan bank-bank syariah menjadi satu yakni Bank Syariah Indonesia,” kata dia.
BSI menjadi bank syariah ke-7 terbesar di dunia. “Sayangnya dalam bidang industri halal kita masih jadi bangsa penonton. Belum bisa bersaing dengan negara lainnya seperti Brasil,” ujarnya.
Ada pula Program Muslim LeaderPreuner yang diperkenalkan Erick guna menjalankan program yang komprehensif mulai dari pelatihan, pendampingan, pemberian penghargaan hingga akses pembiayaan yang bekerja sama dengan Bank Syariah Indonesia.
Selain itu, kebijakan ekonomi umat di hilir dilakukan dengan membuat afirmasi kebijakan misalnya program kemitraan Pertashop untuk pesantren maupun masjid, program Makmur, Kredit Usaha Rakyat, Mekaar, dan pasar digital UMKM.
(Sumber riset katadata,BUMN ,PBNU)