journalpesantren.com JAKARTA– Wakil Ketua Umum MUI, KH Marsudi Syuhud, menyampaikan bahwa kekerasan yang terjadi di negara perang mengakibatkan hilangnya rasa kemanusiaan.
“Kekerasan yang terjadi di negara-negara perang mengakibatkan hilangnya rasa kemanusiaan,” kata Kiai Marsudi saat menjadi pembicara kunci dalam forum dialog di Hotel Sofyan, Jakarta Pusat, Kamis (08/09).
Kegiatan ini digelar Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional (HLNKI) MUI dengan International Commite of Red Cross (ICRS) yang bertajuk: Exploring Approaches to Humanitarian Action and Topics of Mutual Humanitarian Interest.
Kiai Marsudi mengungkapkan, sebagian besar kekerasan yang disaksikan oleh banyak negara saat ini disebabkan oleh hilangnya atau lemahnya perasaan kemanusiaan.
Beliau menambahkan, itu membuat kebutuhan mendesak untuk menekankan suatu kepentingan pada sistem dan tata nilai kemanusiaan, keragaman budaya serta peradaban.
“Semua itu dimulai melalui kesamaan manusia antara semua manusia,” sambungnya.
Lebih lanjut, kiai Marsudi menjelaskan, dalam Qur’an Surat Al-Isro’ ayat 80, Allah SWT telah memuliakan manusia atas sifat kemanusiaanya, bukan membedakan antara manusia itu sendiri.
“Jadi manusia adalah bangunan Tuhan, barang siapa yang menghancurkannya. Maka ia menghancurkan bangunan Tuhan,” tegasnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Ekonomi Darul Uchwah ini menuturkan, hukum agama-agama Samawi dengan tegas menyetujui sejumlah besar nilai dan prinsip kemanusiaan. Termasuk yang paling penting adalah menjaga jiwa manusia.
Rasulullah SAW, dijelaskan kiai Marsudi, pernah menyatakan bahwa jiwa manusia harus dihormati. Bahkan, lanjutnya, Rasul pernah berdiri dihadapan jenazah Yahudi yang sedang melewatinya.
Kemudian, kata kiai Marsudi, Rasul diberitau bahwa jenezahnya yang lewat itu adalah orang Yahudi. Tetapi Rasul berkata: Bukannya ia juga manusia?
Oleh kerenanya, tegas Kiai Marsudi, urusan kemanusiaan tidak perlu bertanya dulu apa agamanya untuk melakukan pertolongan.
Kiai Marsudi berpesan, menjaga keberlangsungan negara dan menjauhkan dari kekerasan adalah keharusan. Manusia, kata dia, sebagai makhluk Tuhan perlu memahami bahwa dirinya bagian dari hukum Tuhan.
“Kerja sama antara MUI dan ICRC bersumber dari kesamaan perhatian yaitu tentang kemanusiaan. Kita berupaya menolong yang kena musibah, baik musibah perang, bencana alam dan lain-lainnya,” pungkasnya. (Sumber MUI .aktual )