journalpesantren.com Aktivis dan Cendekiawan Muslim, Alissa Wahid mengatakan, zakat dan wakaf dapat berperan dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs). Hal itu disampaikannya dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pemberdayaan Zakat dan Wakaf 2024 di Jakarta, Kamis (14/3/2024).
Alissa Wahid menyoroti tiga bagian penting dari pemberdayaan zakat dan wakaf yang dapat berperan untuk mencapai SDGs. Menurutnya, keberhasilan program-program yang dijalankan sangat bergantung pada pengelolaan yang tepat. “Program yang bagus, apabila tidak dipegang oleh orang yang tepat, maka tidak akan kemana-mana,” ungkapnya.
Bagian pertama yang disoroti adalah sumber daya bagi kemaslahatan umat. Alissa Wahid menekankan, bagian ini berfokus pada penyelesaian langsung persoalan umat, dengan contoh bagaimana zakat dapat membantu mengatasi stunting.
“Kedua, adalah sumber daya pemberdayaan umat. Keberhasilan program pemberdayaan umat tidak hanya dilihat dari pelaksanaannya, tetapi juga dari hasilnya dalam membantu masyarakat menjadi lebih mandiri,” terangnya.
Bagian ketiga, Alissa menyebut, adalah bagaimana zakat dan wakaf sebagai bentuk blended finance. Ia menjelaskan, tujuan pembangunan berkelanjutan menjadi fokus utama dalam pendekatan blended finance, dan 17 agenda SDGs menjadi tolok ukur keberhasilan dari pendekatan ini.
Alissa Wahid mengungkapkan, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi model yang baik dalam menerapkan _blended finance_ dalam mencapai SDGs. Dia berharap, Indonesia dapat menjadi teladan dalam menghadapi tantangan global.
“Bappenas beberapa kali membuat konferensi mengenai peran zakat wakaf untuk menyelesaikan 17 tujuan pembangunan berkelanjutan pada tingkat global, tentunya tingkat nasional dahulu. Bila Indonesia berhasil, maka Indonesia bisa menjadi model yang sangat baik untuk blended finance sebagai langkah menuju kesuksesan SDGs,” tandas Alissa Wahid. (Fn/Mr) kemenag Jo