journalpesantren.com Pemimpin di belahan dunia manapun tak ada yang sempurna. Sebab kesempurnaan pemimpin justru menjadi ketidaksempurnaannya. Selama pemimpin adalah seorang manusia, wajar jika ada kesalahan dalam hidupnya. Tetapi bukan soal sempurna atau tidak sempurna, tapi pemimpin akan dikenang dengan apa yang sudah diwariskannya. Warisan sejarah baik ide, karya nyata dan cita-cita bernegara adalah peninggalan seorang pemimpin yang sulit dibantah oleh pergantian zaman kelak. Memang tak sekarang dikenang warisan tersebut, tapi bisa jadi dampaknya akan dirasakan generasi mendatang. Meminjam istilah yang belakangan ramai diperbincangkan, apa yang sudah dijalankan pemerintahan Jokowi-Ma’ruf adalah untuk keberlanjutan generasi emas Indonesia 2045 mendatang.
Dalam sejarah Indonesia, Jokowi tercatat memimpin sebagai presiden dua kali. Masa kepemimpinannya berjalan tidak mudah, khususnya periode terakhir kepemimpinan selama 2019-2024. Hidup dalam putaran geopolitik global yang bergejolak, ditandai perang Rusia dan Ukraina, Jokowi harus mampu menunjukkan bagaimana posisi Indonesia. Di tengah polarisasi yang menggelora akibat sentimen isu kebangsaan, keagaman dan lainnya, posisi Indonesia secara politik luar negeri jelas. Bebas dan aktif adalah pilihan Pak Jokowi, tidak berpihak dan justru menemukan keduanya dalam mengupayakan titik kedamaian. Memang jalan perdamaian masih panjang, tetapi langkah pertama yang dibuat Pak Jokowi selayaknya diteruskan kepemimpinan berikutnya. Kita perlu mengingatkan kembali tujuan bernegara, salah satunya ”ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”
Dalam politik dalam negeri, Jokowi sudah meninggalkan gagasan terbaik poros maritim dunia, sebuah konsepsi mendukung Indonesia memanfaatkan laut sebagai alat diplomasi dan pertahanan terbaik Indonesia. Sektor pembangunan infrastruktur, meski bergejolak dan mengundang pro kontra, terdapat kereta cepat, pembangunan tol di berbagai daerah, serta tak ketinggalan bercerita soal tol laut. Konsepsi tol laut berusaha menghubungkan Indonesia yang terdiri dari keberagaman pulau dan membutuhkan dukungan sarana terbaik dalam menyatukan itu semua. Satu lagi warisan Jokowi adalah pembangunan ibukota negara (IKN) sebagai sarana distribusi kesejahteraan, dan langkah menjauhkan Indonesia dari istana negara yang jadi warisan kolonialisme Belanda.
Gagasan yang cukup menantang adalah visi Indonesia Emas 2045, sebuah gagasan menciptakan sumber daya manusia terbaik dengan memanfaatkan bonus demografi. Surplus anak muda harus dimanfaatkan Indonesia ke depan agar tercipta kepemimpinan nasional yang berkualitas. Mereka yang sekarang masuk generasi milenial dan zilenial harus didorong mengembangkan potensi, minat, bakat dan prestasinya agar memiliki daya saing di masa depan. Bagi penulis, ini misi jangka panjang terbaik yang ada dalam pemerintahan Jokowi. Sebab ujian dalam pembangunan manusia adalah bagaimana menciptakan insan unggul, berprestasi dan berkarakter yang kelak akan menavigasi langkah kepemimpinan Indonesia di masa depan.( Inggar Saputra M si Direktur komunikasi Masa Deputi Kominfo KIN RI )
Kepala Dan Pimpinan Pusat KIN RI ,Jenderal TNI Purn Tyasno Sudarto,Marsdya TNI Purn Wresniwiro,Mayjen TNI Purn Bambang Saiful Basri,Dr M Arief Nurcholis,Drs Agus S Budiman,Brigjen TNI Purn Teguh,Infokom Saiful,Inggar S.
Jp.