LAMPUNG, journalpesantren.| Diskusi publik atau seminar nasional bertajuk “Reformulasi Pendidikan Islam Nusantara Dalam Meneguhkan Moderasi Beragama Di Indonesia” dihelat secara daring oleh IAIM NU Metro Lampung, Rabu, 26 Januari 2022, mulai jam 9.00 pagi.
Dengan dipandu oleh Zakiah S.Pd selaku moderator, Seminar Nasional tersebut menghadirkan para narasumber diantaranya :
1.Dr Mispani .M.Pdi, Rektor IAIMNU Lampung.
2.Dr Jaenullah M.Pd, Kaprodi PAI Pasca sarjana IAIM NU Lampung.
3.Dr. KH.Ahmad kasban Sarkawi LC.M.S.I, Ketua STIT Ihsanul fikri Magelang
4.Dr. Ismail.M.Ag, Prodi HTN UIN Fatwati Bengkulu.
5.Saiful SH, Pengamat Kebijakan Publik.
Hadir pula Dr Subandi M.M Direktur IAIMNU, yang di acara seminar nasional tersebut berkesempatan untuk menyampaikan kata sambutan.
“Ucapan terimakasih kepada para nara sumber dan apresiasi yang setinggi tingginya atas acara diskusi ini. Semoga berjalan dengan baik.”, ujar Dr Subandi M.M, dalam kata sambutannya.
Dr Mispani M.Pdi selaku Rektor IAIM NU Lampung, menyampaikan, bahwa di kampus IAIM NU Lampung ini sudah ada dua Prodi Pascasarjana, yaitu Prodi PAI dan Prodi Ekonomi Islam Nusantara.
“Bapak dan ibu tentunya para mahasiswa di latih memahami karakter dan adat istiadat masyarakat di kanan kirinya. Untuk lebih mudah memahami sekaligus menerapkan Konsep Islam nusantara dan kedepan Untuk mewujudkan sistem Kampus Merdeka.” Kata Dr Mispani M.Pdi.
“Di kampus hijau ini juga ada Pon Pes nya yang selalu mengajarkan dasar dasar hukum dan Islam dari kanjeng Nabi Muhamad SAW ke para sahabat, ke tabi’in dan ke para wali di Nusantara ini, sehingga lebih di kenal Islam Nusantara.”, lanjut Dr Mispani M.Pdi.
Hal senada tentang Islam Nusantara juga di sampaikan oleh KH.Dr.Ahmad Kasban Sarkawi. Pengasuh Pon Pes IhsanulFikri Magelang tersebut menyatakan bahwasanya Islam Nusantara itu sangat harmonis dan selalu merawat Moderasi beragama, yakni Islam yang washatiyah dan bermuatan Islam rahmatan lil alamin.
“Islam Nusantara selalu menjaga dan merawat kebhinekaan. Dan di NKRI inilah, toleransi beragama patut menjadi contoh buat negara negara lain.”, tegas KH.Dr.Ahmad Kasban Sarkawi.
Menurut Dr Ismail M.Ag, Akademisi UIN Fatmawati Bengkulu, ‘Dunia Pendidikan saat ini harus di perketat, perlu pengawasan terhadap perubahan perilaku para siswa atau mahasiswa. Jangan sampai kebablasan sehingga lupa akan budaya dan kearifan lokal.
“Oleh sebab itu peran Edukasi Islam Nusantara sangat penting. Mulai dari daerah Desa dan perkotaan, untuk merawat Moderasi beragama.”, imbuh Dr Ismail M.Ag.
Sementara itu, selaku Pengamat Sosial Agama, Saiful SH menuturkan bahwa reformulasi itu memformat ulang situasi yang ada karena kurang ideal supaya ideal. Logikanya, Pendidikan Islam Nusantara harus di kaji dengan literasi dan edukasi supaya di terima dan di pahami oleh seluruh umat senusantara.
“Sedangkan Islam Nusantara itu adalah islam yang tidak menghapus budaya, tidak memusuhi tradisi dan tidak menghilangkan kultur budaya adat.”, jela Saiful.
Masih menurut Saiful SH, Pendidikan Islam dan atau pondok pesantren serta universitas, sangat berperan dalam mengenalkan Islam nusantara.
“Karena peran Kampus dan pon pes adalah sebagai Penyelenggara pendidikan yang berfungsi sebagai dakwah dan berfungsi sebagai Pemberdayaan masyarakat.”, tambahnya.
“Islam Nusantara menjaga tradisi dan beradaptasi serta berinovasi yang bersifat membangun dan berkelanjutan.”, pungkas Saiful SH.
Dr Jaenullah menyampaikan hal senada. “Pendidikan Islam Nusantara tentunya praktek nya juga terdapat beberapa kendala. Seperti akses informasi dan sistem yang masih rendah, karena keterbatasan sarana dan prasarana dan sejenisnya. Hal ini termasuk kendala internal.” Paparnya.
“Ada juga kendala eksternal seperti semakin kuatnya pengaruh pengaruh anekaragam paham tentang islam yang berorganisasi yang di larang Di NKRI.”, terang Dr. Jaenullah lebih lanjut.
“Oleh sebab itu.wawasan Islam Nusantara di kampus kampus harus di giatkan.”, tutup Dr. Jaenullah. (ONE)