Journalpesantren.com,Jakarta – Belum genap satu tahun sejak merilis full album bersama EIV band yang bergenre musik keras, kini Matheo In Rio kembali dengan karya terbarunya dalam format mini album bertajuk *Other Side* yang dirilis pada 28 Juni 2024. Berbeda dengan album bersama EIV band, dalam proses pembuatan mini album ini, Matheo mengeksplorasi kolaborasi dengan musisi lain di luar zona nyamannya.
Jika mendengarkan lagu-lagu beraliran keras yang menjadi jiwa Matheo, kumpulan 5 lagu dalam mini album ini melengkapi potongan kisah dan harapan yang diteriakkan di album bersama EIV band. Kali ini, Matheo memilih musik yang lebih tenang tanpa menghilangkan karakteristiknya sebagai vokalis rock.
Kelima lagu dalam mini album ini menceritakan hubungan sosial yang lazim dialami setiap insan manusia, terutama tentang cinta belia yang penuh harapan dan huru-hara. Single andalan EP ini, *Oh My Girl*, menggambarkan dunia lain dari Matheo In Rio di masa lalu, saat ini, dan masa depan. Melalui dunia pilihannya, Matheo membagikan kisah kasih melalui nada indah namun tetap ada sentuhan kasar.
Dalam lagu yang didapuk sebagai single pertama dari *Other Side*, *Oh My Girl*, menyajikan lirik yang lugas dengan musik upbeat dibandingkan beberapa lagu lainnya. Lagu ini mampu mengemas kisahnya secara utuh, sederhana, dan mudah dimengerti berbagai kalangan.
“Lagu ini bercerita tentang kisah cinta anak SMA, saat naksir cewek dengan berbagai rasa campur baur. Pada masa tersebut, sering kali kita tak berani menyatakan suka secara langsung, malah lebih sering menggoda dengan sarkasme tapi perhatian. Di mini album ini, aku hanya ingin didengar dengan baik melalui lagu-lagu yang aku coba lantunkan,” ujar Matheo.
Menurut Matheo In Rio, dalam hal produksi, apa yang membedakan *Oh My Girl* dari empat lagu sebelumnya adalah pendekatan yang lebih terbuka terhadap inovasi dan kolaborasi. Dalam produksi lagu ini, Matheo memanfaatkan teknologi rekaman terbaru dan alat musik yang berbeda, termasuk synthesizer dan drum elektronik, yang tidak biasa digunakan dalam karya-karyanya sebelumnya. Matheo juga bekerja sama dengan produser Sandy Canester, yang tidak hanya membantu dalam proses produksi dan aransemen, tetapi juga memberikan warna baru dalam musik Matheo. Penggunaan teknik produksi yang lebih canggih dan inovatif ini memberikan nuansa yang lebih segar dan modern pada lagu tersebut.
Dalam mini album ini, Matheo berkolaborasi dengan musisi senior seperti Sandy Canester sebagai produser musik. Sandy membantu proses produksi, aransemen, dan lirik, serta menggandeng Indra Qadarsih untuk mastering. Sandy berhasil mentranslasikan karakter dasar musik keras Matheo menjadi musik yang lebih syahdu, sambil tetap mempertahankan vokal raw Matheo.
Dengan lahirnya *Other Side*, mini album ini secara resmi merangkul pendengar yang lebih luas. Lagu-lagu bertemakan cinta dalam menghadapi ketidakpastian, kegelisahan, dan romansa masa SMA, akan mengombang-ambing perasaan para pendengar dengan ketenangan musik Matheo In Rio.
Mini album ini bukan sekadar roman picisan, tetapi juga merangkum proses bertahan, memperjuangkan, melepaskan, hingga mengikhlaskan sesuatu yang bukan menjadi miliknya. Selain itu, Matheo juga berkisah melalui tematik konten digital, mulai dari reaksi teman-teman EIV dan lainnya.
“Mini album ini istimewa untukku, karena melalui karya ini, aku mencoba bicara sepenuhnya tentang cinta dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti,” tambahnya.
Dengan lahirnya *Other Side*, karya ini diharapkan mampu menjangkau pendengar yang lebih luas dan menunjukkan bahwa dari kerasnya sebuah batu, masih ada sisi romantisme. Nikmati dan selami sisi lain dari Matheo In Rio, *Other Side*, yang dirilis pada Jumat, 28 Juni ini.
(Kelana Peterson) @ Kelana.luntang-lantung