jakarta journalpesantren.com .Kalau Allah sudah berkendak mengubah nasib seseorang, banyak cara. Salah satunya yang dialami Dhila, gadis belia yang berasal dari Mamuju, Sulawesi Barat. Memiliki karakter unik yang sangat khas, dan melambungkan namanya disalah satu aplikasi yang sedang digandrungi “tiktok”. Dikenal dengan slogan “srepet tet tet teeeww” dan “slebew”, Dhila JM akhirnya mengepakkan sayapnya kedunia tarik suara.
Dibawah naungan PT Media Musik ProAktif, akhirnya Dhila JM menginjakkan kaki untuk yang pertama kalinya di ibukota. Menyelami proses rekaman dan syuting video clip, Dhila JM mengaku lelah namun sangat menikmati setiap prosesnya.
“Nggak nyangka bisa masuk dapur rekaman, senang banget bisa jadi penyanyi. Terima kasih pak Agi, saya bisa ke Jakarta dan bisa jadi penyanyi” cetus Dhila polos saat menyambangi kantor Proaktif di Cibubur Point, Harjamukti Depok Rabu (27/4/2022)
Untuk gebrakan pertamanya, Dhila JM mendapat kepercayaan untuk membawakan lagu yang saat ini sedang viral berjudul “Hutang (Pok Amai Amai Belalang Kupu Kupu” yang diciptakan oleh Zai Hamzah dan diaransemen oleh Idris Vanes ini dibawakan dengan sangat ciamik oleh Dhila JM.
Single “Hutang (Pok Amai Amai Belalang Kupu Kupu) ini mengusung genre dangdut yang dapat membuat seluruh pendengarnya merasa santai dan sangat terhibur, didukung pula dengan konsep video clip yang didominasi dengan adegan humor.
Tembang Pok Amai-Amai Belalang Kupu yang di edarkan enam hari lalu, sudah ditonton 536 ribu nitizen.
“Ini sesuatu banget, karena Dhila tidak memiliki latar belakang penyanyi tapi single perdananya Pok Amai-Amai Belalang Kupu diserbu penggemarnya dan pasti jadi viral,” ujar Agi Sugiyanto produser Media Musik Proaktif soal penyanyi orbitannya dengan wajah sumringah.
Kini setelah 14 hari di Jakarta untuk ragam kegiatan, Dhila mau pulang ke Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
“Saya mau perbaiki rumah orang tua, biar nggak bocor kalau musim hujan,” kata Dhila polos
Menurut Agi, Dhila selama berkegiatan di industri hiburan di Jakarta bisa memiliki tabungan puluhan juta rupiah.
“Wajar saja kalau di berkeinginan untuk membangun rumah orang tuanya, insha Allah karier Dhila akan makin melesat,” tandas Agi.
Dhila menuturkan kalau kedua orang tuanya buruh di perkebunan kelapa sawit di Polewali Mandar dan setiap pulang sekolah ia selalu membantu orang tuanya memetik kelapa sawit.
“Orang tua tidak muda lagi, kasihan kalau harus kerja di perkebunan. Makanya saya suka mbantuin beliau, kalau sepulang sekolah” kata Dhila menutup perbincangan. (Buyil Frwn)