Journalpesantren.com,Bekasi – TPA Miftahul Jannah Kranggan Permai di Surabaya telah mengambil langkah kreatif dalam memberikan pengalaman pendidikan yang berharga bagi para santrinya. Mereka baru-baru ini mengajak para santri untuk mengunjungi pameran lukisan ‘Urban Humanity’, sebuah acara yang menghadirkan refleksi mendalam tentang kehidupan para pemulung di perkotaan.
Pembelajaran seni memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan anak-anak, terutama pada usia dini. Hal ini tidak hanya membantu mereka mengasah kreativitas, tetapi juga membentuk kemampuan sosial dan emosional yang vital untuk bersosialisasi dan beradaptasi di masa dewasa.
Melalui kunjungan ini, para santri memiliki kesempatan untuk meresapi karya seni yang menggambarkan realitas kehidupan sehari-hari para pemulung. Mereka diajak untuk merenungkan makna di balik setiap lukisan, memperluas pemahaman mereka tentang dunia, serta mengembangkan rasa empati dan kepedulian terhadap sesama.
Menurut pengelola TPA, kegiatan semacam ini bukan hanya sekadar perjalanan biasa, tetapi juga pengalaman belajar yang mendalam. Mereka percaya bahwa melalui seni, anak-anak dapat mengembangkan pemikiran kritis, kreativitas, dan juga nilai-nilai kemanusiaan yang penting.
Diharapkan, kunjungan ini akan memberikan dampak positif bagi perkembangan pribadi para santri, membantu mereka menjadi individu yang lebih peka dan peduli terhadap lingkungan sekitar, serta siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
“Apalagi jika seni yang diajarkan pada anak dilakukan bersama dengan bermain,” ujar Ketua Umum Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan Eddie Karsito, di acara Pameran Lukisan ‘Urban Humanity’ Refleksi Kehidupan Pemulung, di Sanggar Humaniora Jatisampurna Kota Bekasi, Jum’at (23/02/2024).
Dengan belajar seni, kata Eddie, anak-anak banyak kesempatan mengembangkan kreativitasnya. Kegiatan yang berhubungan dengan seni seperti mengunjungi pameran lukisan bisa merangsang anak berimajinasi.
“Kegiatan yang berhubungan dengan seni bisa mengasah kemampuan anak agar bisa mewujudkan imajinasinya,” ujar Ketua Penyelenggara Kenduri ‘Urban Humanity’ Refleksi Kehidupan Pemulung ini.
Sekitar 77 anak-anak usia dini dari Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) Miftahul Jannah Kranggan Permai Jatisampurna Kota Bekasi, mengunjungi pameran tunggal lukisan karya Putra Gara.
Rubiyati, S.Pd., Kepala Sekolah PAUD-TPA Miftahul Jannah mengatakan, cara mengenalkan seni bisa dilakukan dengan mengajak anak-anak ke tempat pameran lukisan seperti yang digelar Sanggar Humaniora ini.
“Memberi pengalaman baru. Mengembangkan imajinasi, kreativitas anak, dan menambah rasa percaya diri dengan adanya interaksi,” ujar Rubiyati, S.Pd.
Jum’at (23/02/2024) merupakan hari kedua digelarnya pameran lukisan tunggal karya Putra Gara. Pameran ini menandai dimulainya acara Kenduri “Urban Humanity” Refleksi Kehidupan Pemulung – Seni untuk Kemanusiaan, yang digelar hingga Kamis (29/02/2024) mendatang
Putra Gara adalah perupa otodidak. Multi kompetensi dan profesi. Selain pelukis dia juga penulis, novelis, wartawan dan penggiat seni budaya. Karya lukisnya banyak menjadi koleksi para kolektor lukisan ternama serta tersimpan di sejumlah gallery di Indonesia.
Tidak kurang dari 15 lukisan karya Putra Gara dengan berbagai ukuran dipamerkan di satu-satunya sanggar yang menggabungkan kegiatan sosial kemanusiaan dengan kesenian.
Acara tersebut sekaligus menandai peringatan HUT Ke-13 Rumah Singgah Bunda Lenny di bawah naungan Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan.
Selain pameran lukisan, acara Kenduri “Urban Humanity” Refleksi Kehidupan Pemulung – Seni untuk Kemanusiaan ini juga diisi dengan berbagai kegiatan. Antara lain, pameran seni instalasi, seni pertunjukan, lomba mewarnai, melukis, dan lomba fashion show busana daur ulang.
Kegiatan ini juga diisi dengan berbagai pergelaran seni pertunjukan, baik, sastra (baca puisi), musik, tari, dan teater.
Dimeriahkan para artis film dan sinetron, penyanyi, musisi, selebritis, budayawan, politisi, pejabat, birokrat, dan para penggiat kemanusiaan.
Menampilkan para penggiat seni pelajar, dan mahasiswa, anggota Sanggar Humaniora, Grup Teater Alam Sinema, serta para penggiat seni budaya yang tergabung di Forum Kreatif Perfilman Budaya Nusantara (FKPBN).
“Pergelaran seni ini diharapkan dapat menjadi rumah edukasi, kreasi, produksi, eksebisi, presentasi, apresiasi, dan rekreasi untuk anak bangsa, khususnya generasi muda,” ujar Eddie Karsito.[Kelana Peterson]