journalpesantren.com United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau Organisasi pendidikan , Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan hari lahir Salah satu pahlawan indonesia Laksamana Keumalahayati atau Malahayati , sebagai hari perayaan internasional.
Penetapan ini diumumkan Direktur Jenderal UNESCO pada penutupan Sidang Umum ke-42 UNESCO di Paris, Prancis, pada 22 November 2023.
Dilansir dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI, Sabtu (2/12/2023), penetapan ini berlangsung di sesi sidang Plenary Report dari rangkaian Sidang Umum UNESCO ke-42.
Laksamana Keumalahayati merupakan salah satu tokoh heroik Perempuan paling awal di Indonesia. Ia diakui sebagai pahlawan nasional atas keberanian, kepemimpinan, dan kontribusinya Yang signifikan dalam membela Tanah Air.
Ia merupakan perempuan asli Aceh kelahiran 1 Januari 1550 lampau di Aceh besar , dan menjadi satu di antara beberapa singa betina dari Tanah Rencong yang bernyali besar.
Dia dibesarkan dalam keluarga Kesultanan Aceh, wilayah yang terkenal dengan tradisi maritimnya yang kuat dan mengenal dunia peperangan laut sejak usia muda.
Ayahnya, Laksamana Mahmud Syah, adalah seorang panglima angkatan laut armada Aceh yang terampil dan dihormati, dan ia mewariskan ilmu dan keahliannya kepada putrinya.
Ketika ayahnya meninggal dunia sehingga jabatannya kosong, pemimpin kerajaan Aceh Sultan Alauddin Riayat Syah mengangkat Keumalahayati sebagai Laksamana baru, mengingat bakat, keterampilan, dan tekadnya.
Jabatan Panglima Angkatan Laut Kesultanan Aceh menjadikan Keumalahayati sebagai laksamana wanita pertama dalam sejarah Indonesia dan Asia Tenggara.
Dalam masa kejayaannya, Keumalahayati berhasil membuktikan bahwa dirinya merupakan pemimpin yang cakap di tengah skeptisisme terhadap perempuan.
Pengusulan penetapan peringatan 475 tahun kelahiran Keumalahayati (1550-1615) mendapat dukungan dari Malaysia, Federasi Rusia, Thailand dan Togo.
Penetapan peringatan atas tokoh ternama di negara anggota UNESCO memiliki kriteria penentuan berdasarkan tahun kelahiran atau kematian tokoh; terkait dengan cita-cita dan misi Organisasi dalam bidang pendidikan, budaya, ilmu pengetahuan alam, ilmu sosial dan kemanusiaan, serta komunikasi; diusulkan dengan mempertimbangkan keterwakilan gender; hanya dapat diusulkan secara anumerta, serta peristiwa yang memiliki cakupan universal atau setidaknya signifikansi regional; minimal di dukung oleh 2 negara, memiliki dampak besar bagi negara ataupun dunia, dan sebagainya.
tokoh ternama dari Indonesia ini sekaligus mengukuhkan prestasi Indonesia dalam UNESCO selama Periode Sidang Umum UNESCO ke-42 2023, dimana Indonesia berhasil terpilih sebagai anggota Dewan Eksekutif UNESCO, menjadi anggota Dewan International Programme for the Development of Communication (IPDC), meresmikan Indonesian Corner di markas besar UNESCO, serta penetapan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi sidang umum UNESCO. (Berbagai sumber ) JP