journalpesantren.com Depok – Deputi Advokasi, Penggerakkan, dan Informasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Sukaryo Teguh Santoso mengatakan stunting jika dibiarkan tanpa penanganan yang melibatkan semua pihak dapat menimbulkan dampak jangka panjang bagi generasi muda.
“Persoalan stunting ini dapat menimbulkan hambatan pertumbuhan fisik generasi yang akan datang,” ujar Sukaryo dalam sosialisasi program bangga kencana dan percepatan penurunan stunting bersama mitra kerja, berlangsung di Gedung Balai Rakyat, Beji, Depoz, Kamis (10/11/2022).
Dikatakan Sukaryo, dari 27 Kota/Kabupaten yang menjadi sasaran program stunting Jawa Barat mengalami penurunan menjadi 1,3 persen.
Hal ini mengalahkan target penanganan stunting yang mencapai 24,4 persen.
“Stunting itu sebenarnya bukan penyakit bawaan akan bagaimana pola hidup masyarakat saat yang cenderung konsumtif dibandingkan dengan nilai nilai Budi luhur” ungkapnya.
Oleh karena itu, tambah Sukaryo pihaknya mengapresiasi program pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah provinsi Jawa Barat beserta Kepala/Wakil Kepala Daerah.
Sementara itu Anggota Komisi IX Eva Juliana menyampaikan pesan nya bahwa terdapat empat terlalu yang harus diperhatikan oleh masyarakat dalam pencernaan stunting.
Pertama adalah terlalu mudah hamil karena menikah dibawah usai 18, kemudian terlalu tua hamil diatas usia 35 tahun, terlalu sering hamil dan terlalu dekat jarak kehamilan.
“Empat terlalu ini diharapkan mampu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting sejak dini,” ujar Eva. []