Jakarta, Journalpesantren | Gema takbir berkumandang di seluruh masjid saat Hari Raya Idul Fitri. Di hari itu sering disebut dengan hari kemenangan, hari saling memaafkan kesalahan satu sama lain. Di balik hari kemenngan tersebut ada hakikat Idul Fitri yang terkandung di dalamnya. Apakah saja hakikat itu. Berikut Ustadz Aan Subhan S.Ag MM, Penyuluh Agama Islam dari wilayah Kementerian Agama Kota Jakarta Barat menjelaskan hakikat dari perayaan Idul Fitri tersebut.
“Kumandang kalimat takbir berkumandang di seluruh penjuru muka bumi, hamparan langit, bumi, lautan dan dasar samudra bergemuruh mendengarkan kumandang kalimat Takbir, Takmit dan Tahlil mengagungkan asma Allah pertanda hari Idul Fitri akan sama-sama kita raih. Piala citra akan diberikan kepada kita dari Allah SWT bagi mereka yang mendapatkan kemenangan Idul Fitri,” ungkap Ustadz Aan Subhan S.Ag, MM dalam kata sambutannya saat menjelaskan hakikat Idul Fitri.
Ditambahkan Ustadz Aan, kembali ke sucian fitrah manusia sebagai insan kamin yang telah Allah gariskan bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kesucian inilah yang dicari semua insan manusia ketika menjalankan puasa Ramadan selama satu bulan penuh kita lewati sebagai fitrah umat yang beriman.
“Fitrah atau kesucian manusia ini sebetulnya sudah diberikan oleh Allah SWT sejak jaman azali dimana jaman bumi dan langit diciptakan. Allah memanggil kita Apakah Aku ini Tuhanmu kata Allah, kita menyaksikan betul Allah adalah Tuhan kita. Tetapi sebagai manusia yang lalai dan lupa sehingga kita tidak mengindahkan yang telah Allah wajibkan kepada kita untuk beribadah kepada Allah SWT. Banyak manusia yang kufur lupa hakikat diriya yang telah terlahir dalam keadaan fitrah,” tambah Ustadz yang pernah menjuarai lomba ‘penilaian penyuluhan agama Islam teladan Kementrian Agama Provinsi DKI Jakarta tahun 2018 silam.
Fitrah manusia kembali menjadikan dirinya suci kembali dihadapan Allah SWT. Maka dari itu Ustadz Aan Subhan mengatakan di hari kemenangan Idul Fitri ini setelah menjalankan ibadah di bulan Ramdan kita kembali fitrah atau suci kembali.
“Ketika bulan suci Ramadan pahala dilipatgandakan, semua dosa diampuni, dihamparkan oleh Allah SWT dibebaskan dari siksa api neraka maka manusia kembali kepada fitrahnya,” lanjut Ustadz Aan Subhan.
Menikmati indahnya perayaan hari kemenangan Idul Fitri ini kita kembali ke nilai kemanusiaan kita yaitu dengan peduli dengan sesama, saling bantu membantu, saling maaf-memaafkan, saling mendukung menjaga serta memberikan pencerahan lahiriah. Dimana orang yang suci adalah orang yang peduli dengan keberadaan orang lain.
“Semoga bisa bermanfaat buat kita semua Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatu,” tutup Ustadz Aan Subhan S.ag . MM./ Rul