Jurnalpesantren.com,Cianjur,Bogor – Aula Rapat Pondok Pesantren Al-Ittihad di Cianjur menjadi saksi acara monumental, Upgrading Tata Kelola Perkumpulan bagi MWCNU dan PRNU, yang dihadiri oleh Wakil Bendahara Umum PBNU, Dr. H. Mohammad Nuruzzaman, atau akrab disapa Gus Nuruzzaman.Gus Nuruzzaman, dalam pidatonya, menjelaskan bahwa Nahdlatul Ulama (NU), sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia dan dunia, tidak hanya lahir untuk kepentingan Nasional, tetapi juga Internasional. Dengan bangga, beliau mengungkapkan bahwa NU terus meningkatkan kontribusinya di tingkat global, khususnya dalam penyelesaian konflik-konflik internasional.di Aula Rapat Pondok Pesantren Al-Ittihad, Jalan Raya Cianjur-Bandung, Rawabango, Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, Jumat (01/12/2023).
Dalam acara yang dihadiri ratusan peserta dari enam MWC NU dan puluhan Ranting NU tingkat desa, Gus Nuruzzaman menyampaikan potensi besar yang dimiliki NU, termasuk jaringan profesional dan kelas menengah, serta keberadaan Pengurus Cabang Istimewa (PCI) di berbagai negara.
“NU siap menjadi kekuatan global, milik umat, milik bangsa, hingga menjadi milik dunia,” tegas Gus Nuruzzaman.Meski demikian, beliau juga menyoroti tantangan yang dihadapi NU, yaitu bagaimana mengoptimalkan potensi dan mengkonversinya menjadi kekuatan riil yang terintegrasi dan terkonsolidasi. Harapannya, melalui upgrading MWC dan PRNU, NU dapat menjadi lokomotif perbaikan di semua aspek kehidupan.
“NU harus menjadi kekuatan lokomotif penggerak di berbagai sektor, bukan hanya kekuatan yang terkumpul tanpa memberikan dampak dinamika terhadap perbaikan-perbaikan,” ungkapnya dengan tegas.
Gus Nuruzzaman juga mengajak para pengurus NU di semua tingkatan untuk berperan sebagai kader penggerak, menjadi dinamo yang memberikan manfaat bagi masyarakat dan bangsa. Menurutnya, gerakan NU adalah kebangkitan ulama, dan keberadaan gerakan ini sangat penting dalam memperbaiki umat dan menangani berbagai aspek kemasyarakatan.
Selain itu, beliau menekankan bahwa konflik global tidak dapat diselesaikan hanya dengan cara politik dan militer. Oleh karena itu, NU diharapkan membawa pendekatan kemanusiaan berlandaskan persaudaraan (ukhuwah), dengan mengacu pada tiga ukhuwah yang sudah dimiliki, yaitu ukhuwah Wathaniyah, ukhuwah Islamiyah, dan ukhuwah Insaniyah.
“NU siap menjadi role model dalam membangun dunia yang damai, lebih sejahtera, dan mengedepankan persatuan,” papar Gus Nuruzzaman.
Sebagai pesan terakhir, beliau menegaskan bahwa NU harus tetap memegang teguh khittah Annahdliyyah sebagai organisasi perbaikan dalam setiap langkahnya saat ini dan ke depannya.
“NU adalah gerakan ulama dalam memperbaiki umat, menyangkut masalah keagamaan, ekonomi, budaya, politik, dan semua aspek kemasyarakatan,” tutupnya penuh semangat.
[Kelana Peterson].