Garut, journalpesantren.com – Pada era penjajahan, pondok pesantren dituntut melahirkan para santri yang mampu berjuang (berjihad) untuk meraih kemerdekaan. Namun saat ini, perjuangan para santri adalah melawan kemiskinan dan kebodohan melalui jihad ekonomi.
Oleh sebab itu, ribuan pondok pesantren (Ponpes) di tanah air, termasuk Ponpes Al-Jauhari Garut diharapkan terus melahirkan para santri pejuang (mujahid) ekonomi guna memberantas kemiskinan dan kebodohan dalam masyarakat.
“Sekarang tidak ada penjajah, sekarang yang kita hadapi adalah kemiskinan, kebodohan. Karena itu kita sekarang membangun ekonomi, maka pesantren harus mengambil peran untuk memberdayakan ekonomi masyarakat, jadi mujahid ekonomi,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat menghadiri acara peringatan Hari Lahir (Maulid) Ke-18 Ponpes Al-Jauhari di Kampung Sangojar, Desa Sindanggalih, Karang Tengah, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (24/11/2022).
Wapres pun mengimbau, agar pesantren tidak hanya menjadi lembaga pencetak santri yang menguasai ilmu agama dengan baik, tetapi juga menjalankan fungsi memberdayakan ekonomi masyarakat. Untuk itu, agar mampu memberdayakan ekonomi diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Saya titip kepada kyai dan pengurus pesantren untuk menjaga dan mendidik anak-anak kita para santri, agar mereka terus tumbuh menjadi generasi unggul, generasi pemakmur bumi (muammirin) dan ahli agama (mutafaqqih fiddin),” imbau Wapres.
“Sehingga mereka menjadi mujahid hebat yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, karena di tangan mereka, cita-cita besar bangsa Indonesia kita titipkan,” imbuhnya.
Hal tersebut, sambung Wapres, dilakukan sebagai upaya menguatkan umat sehingga mandiri dan tidak bergantung pada orang lain, sekaligus mampu berkontribusi pada pembangunan bangsa dan negara.
“Itu jihad dalam rangka kita membangun (bangsa). Kita ini diajarkan di pesantren itu selain cinta kepada Allah, cinta kepada Rasul, juga cinta kepada tanah air,” ujarnya.
Terakhir, Wapres menegaskan kembali bahwa perjuangan para santri saat ini bukan lagi melawan penjajah tetapi membangun kesejahteraan masyarakat untuk mewujudkan Indonesia Emas 2024.
“Tinggal 23 tahun lagi, tidak lama. _Nah_ di sini pesantren harus menjadi pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat, membangun ekonomi masyarakat baik di sektor keuangan maupun di sektor riil,” pungkasnya.
Sebelumnya, Pimpinan Umum Ponpes Al-Jauhari K.H. Jujun Junaedi melaporkan bahwa saat ini Ponpes Al-Jauhari yang didirikan pada 2004 mengasuh sekitar 1.500 santri.
“Saya ingin bahwa pesantren ini didoakan oleh Abah (Wapres) supaya lebih maju, anak-anaknya lebih saleh salehah, kemudian masyarakat di sini juga menjadi masyarakat yang marhamah (saling berkasih sayang),” pintanya.
Hadir pada acara ini, Bupati Garut Rudy Gunawan, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Kabupaten Garut, segenap Pengurus Ponpes Al-Jauhari, serta para santri dan masyarakat umum.
Sementara Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Wapres Bidang Reformasi Birokrasi Mohamad Nasir, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wapres Bidang Politik dan Hubungan Kelembagaan Robikin Emhas, serta Tim Ahli Wapres Johan Tedja Surya dan Farhat Brachma. (Info EP/SK-BPMI Setwapres)