journalpesantren.com Rencana pemerintah untuk membangun Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur terus berjalan dan semakin massif. Pembangunan infrastruktur yang melibatkan berbagai stakeholders terus dijalankan. Ini membuktikan, kota yang kelak akan dibanggakan sebagai mahakarya pemerintahan Jokowi-Ma’ruf dijalankan dengan penuh keseriusan. Meski ada berbagai halangan yang pasti menghadang, pemerintah tetap menebarkan optimisme terhadap ibu kota negara yang baru tersebut. Hal ini semakin menegaskan pemindahan ibukota dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur adalah tindakan rasional, terukur matang dan bersifat kebutuhan mendesak atas nama negara dan rakyat Indonesia.
Tidak sebatas membangun secara sendiri, pemerintah juga mengajak segenap elemen rakyat Indonesia ikut berkontribusi secara aktif. Selain menyumbangkan gagasan dan dukungan moril, pemerintah mengharapkan masyarakat ambil bagian dalam kegiatan urun dana. Pembukaan investasi resmi dicanangkan Presiden Jokowi, yang mengatakan membuka seluas-luasnya peluang investasi dari masyarakat Indonesia. Ini tentu membanggakan sebab pendekatan partisipatoris yang dipakai pemerintah menjadi wujud nyata kepemilikan kolektif atas “smart city” di masa depan ini.
Sebagai warga negara, kita tentu menyadari pembangunan sumber daya fisik membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tanggung jawab bersama negara bersama warga negara sangat dibutuhkan dalam mencapai hasil terbaik dari konsepsi dan implementasi pembangunan ibukota negara. Pada titik ini, bela negara menemukan relevansinya dalam berbagai bidang kehidupan manusia Indonesia. Utamanya bagaimana negara dibangun tidak mengandalkan pinjaman, hibah dan sumber pembiayaan luar negeri semata. Ada keinginan baik pemerintah yang harus disambut optimis dengan mengandalkan investasi pelaku usaha swasta dalam negeri dan rakyat Indonesia pada umumnya.
Selain kedua upaya itu, pembangunan sumber daya manusia juga terus dijalankan pemerintah. Dimana salah satunya mulai awal tahun 2023, para Aparatur Sipil Negara akan dipindahkan secara bertahap menuju ruang publik di ibukota negara yang baru. Tentu ini sebuah kebaikan, dimana para pelayan publik itu merupakan kunci dalam mengisi berbagai kegiatan kenegaraan dalam mengurus berbagai kebutuhan warga negara. Kita tentu berharap para pelayan publik menyambut dengan semangat, optimis dan mempersiapkan dirinya dalam mengoptimalkan kerja-kerja kebangsaan yang kelak meningkatkan kuantitas dan kualitas kerja pemerintah Indonesia di masa mendatang.
Di tengah pembangunan infrastruktur IKN yang menyematkan kata Nusantara, pemerintah sebaiknya tidak melupakan satu hal yaitu sektor pembangunan sumber daya manusia. SDM Indonesia khususnya bidang pendidikan dan kebudayaan harus menjadi sebuah sinergitas dalam mengisi kehidupan baru yang penuh optimisme dan mencerahkan di ibukota Nusantara. Dalam hal ini, penulis mencatat dua perspektif penting dan strategis terkait sumber daya manusia. Pertama optimalisasi sumber daya manusia bidang pendidikan. Kita semua mengetahui betapa sebuah negara akan mampu menciptakan ledakan besar perubahan ketika membina, mendidik dan mengoptimalkan masyarakat dengan pendidikan yang unggul, maju dan berdaya saing. Bagaimanapun pendidikan melalui sarana formal, informal dan nonformal, sejak bangku usia dini sampai pendidikan tinggi menjadi tanggung jawab semua warga negara.
Konteks ini, perlu dibangun sebuah sistem pendidikan di ibukota negara salah satunya dengan mendirikan perguruan tinggi berorientasi kebudayaan. Pertanyaan mendasar, mengapa SDM Pendidikan di bidang kebudayaan? Ini menyambung kepada perspektif kedua, sumber daya manusia kebudayaan. SDM Kebudayaan dipandang penting sebagai warna baru dalam menjaga, memelihara dan mengembangkan kebudayaan nasional sesuai amanat UUD 1945. Apalagi mengingat kata Nusantara berarti seluruh Indonesia, artinya keterlibatan kebudayaan daerah yang membentuk kebudayaan nasional harus muncul secara nyata di lingkungan Ibu Kota Negara Nusantara tersebut.
Untuk itu, penting bagi negara menciptakan dan menjaga ekosistem manusia sebagai pelaku utama dan strategis dari budaya itu sendiri. Pendirian Universitas Seni dan Budaya Nusantara menjadi kebutuhan dalam mewadahi pelaku budaya, baik kalangan budayawan, seniman dan anak-anak muda terbaik di seluruh Indonesia untuk mendapatkan kesempatan mengenal budaya bangsa dan negaranya tanpa menghilangkan identitas budaya daerah asalnya. Penting juga diperhatikan agar Universitas Seni dan Budaya Nusantara menyediakan pengajar berkualitas unggul, yang sudah terbukti karya baik fisik dan pemikiran bagi perkembangan kebudayaan nasional. Para pengajar ini harus diperhatikan oleh negara dengan penyediaan dukungan remunerasi, fasilitasi kebudayaan dan berbagai kebutuhan mendasar lainnya agar mereka mampu secara serius dan fokus mendidik insan muda menjadi kalangan terpelajar yang berbudaya.
Terkait mahasiswa, pemerintah dalam hal ini Kementerian terkait dan kalangan swasta dapat menunjang kebutuhan beasiswa. Mekanisme seleksi beasiswa menyertakan putra putri terbaik dari seluruh Indonesia yang sesuai dengan kriteria kebudayaan yang sudah ditetapkan. Untuk program studi harus mampu menciptakan ekosistem SDM pelaku budaya yang sesuai kebutuhan dunia kerja dan bangsa Indonesia seperti seni tari, bahasa daerah, kuliner nusantara dan lainnya. Ini diharapkan menjadi warna baru sekaligus ruang aktualisasi dan edukasi bagi pendidikan kesenian dan kebudayaan di wilayah IKN Nusantara. Momentum ini sekaligus menjadi bukti betapa tinggi perhatian pemerintah Indonesia untuk tetap menjaga kebudayaan nasional dan kebudayaan daerah di tengah gempuran modernisasi dan globalisasi yang melanda di seluruh dunia termasuk Indonesia.Pungkas Inggar Saputra ,Deputi Pendidikan YKSA Majapahit,4 /11/2022.